Monday, April 20, 2015

Petualanganku Bersama Presenter

By Kota Poker   Posted at  11:36 PM   Cerita No comments

Namanya Puti A. Dewi. Dia presenter di sebuah TV swasta. Puti finalis abang none. Dia cantik. Kulitnya putih. Tubuhnya seksi. Perut yang ramping. Pinggul yang bulat. Dan buah dada yang besar, montok, ukurannya 36 B. Si Puti ini suka memakai pakaian yang seksi. Kaos ketat. Celana jeans ketat. Atau baju dengan leher yang rendah, jadi belahan buah dadanya terlihat. Pokoknya si Puti ini seksi dan montok deh.
Puti adalah bawahanku. Aku adalah Manager eksekutif producer. Jadi sering berhubungan dengan dia, soal program yang dia bawakan. Aku sering mengarahkan bagaimana membawakan sebuah acara televisi agar menarik dan disukai penonton.



Suatu malam, kulihat di layar televisi di ruanganku di kantor, Puti sedang membawakan acara gaya hidup malam. Dia memakai baju dengan model Sabrina, jadi pundak dan belahan dadanya terlihat. Bahu dan area dada Puti yang putih terlihat menggiurkan. Apalagi bajunya cukup ketat, menonjolkan lekuk tubuh Puti.
Aku jadi terangsang. ‘Adikku’ langsung bangun, membayangkan tubuh seksi Puti.
Setelah acara selesai, aku datangi Puti di studio.
“Gimana, Mas?” Tanya Puti.
“Bagus, kok. Nggak ada yang salah. Yah… ada yg kurang sih dikit… tapi over all oke kok” balas ku.
“Bener nih…” Puti mendekatiku dengan manja.
“Iya…, selesai ini kamu ke ruangan saya yah! Ada yg mau saya bicarakan soal program baru. Saya pengin kamu yg bawain” lanjut ku.
“Wah.. mau dong… oke deh mas, aku bersihin make up dan ganti baju dulu yah…”
Setelah itu kutinggal Puti. Aku kembali ke ruanganku.
Lima belas menit kemudian, Puti tak juga datang. Jam didinding menunjukkan angka 12.45. Sudah hampir dini hari berarti. Aku yang sudah horny, jadi tambah gelisah. Lalu aku langsung menyusul Puti ke ruang wardrobe.
Sesampai di sana tanpa mengetuk, aku langsung mendorong pintu ruang wardrobe dengan perlahan sekali. Ketika terbuka kulihat Puti sedang berdiri membelakangi pintu sambil menelpon. Tampaknya sedang telpon pacarnya. Sialan ditungguin dari tadi. Tapi yang bikin aku terkejut bukan cuma itu, tapi kondisi tubuh puti. Tampaknya Puti sedang ingin mengganti bajunya, jadi ia setengah telanjang, hanya pakai beha dan celana dalam. Wah… tubuh mulus Puti terlihat jelas. Kontolku mulai gelisah.
Apalagi ketika Puti perlahan membungkukkan badannya untuk mengambil bajunya yg jatoh. Wah.. wah.. bongkahan pantatnya sungguh bulat, sekal, montok dan menantang. Apalagi Puti pake celana dalam model g-string. Wah.. aku jadi semakin gak tahan, semakin horny. Dikepalaku timbul berbagai rencana jahat tapi enak. Lalu sebelum Puti sadar, kututup pintu ruang wardrobe perlahan. Dan aku kembali keruanganku.
Di ruanganku segera aku telpon line ruang wardrobe. Tak berapa lama diangkat. Suara puti terdengar.
“Puti? Kamu lama banget! Saya dari tadi nunggu kamu! Jam berapa ini!” aku belaga marah.
“oh… iya mas bentar yah mas m…”
“Cepetan!” langsung kututup telpon.
Tak sampe lima menit. Puti pun muncul. Masih dengan baju Sabrina-nya, dan rok mininya. Cuma make upnya sudah di hapus. Wah.. lebih cantik gini, lebih asli.

Lalu puti duduk didepanku, “maaf, ya… ada apa Mas?”
“Begini Put, saya ada program baru. Lifestyle. Nightlife gitu deh… Saya pengen kamu yang bawain. Gimana?” Tanya ku sambil mata sesekali melirik ke buah dada Puti yang membusung.
“Wah… aku sih mau aja Mas.”
“Tapi Put, kamu harus pake baju yg lebih seksi lagi. Dan taping presenternya di tempat-tempat party gitu. Gimana?”
“Ah, Mas M. Aku professional kan orangnya. Jadi kalo tuntutan pekerjaan ya oke aja.”
“Oke bagus deh. Ada lagi put, kamu harus coba gaya presenting yang merayu, menggoda itu. Gimana? Bisa gak?”
“Yah entar aku coba…”
“Wah… gak bisa entar Put. Waktunya mepet. Saya harus segera kasih nama ke sponsor dan produser acaranya. Kalo malem ini kita coba gimana?”
“Boleh. Di mana?”
“Di sini aja. Kamu pake sofa tamu itu yah” Kataku sambil berdiri menghampiri
Puti. Asyik rencanaku berjalan baik. Kubimbing Puti ke sofa.
Kuambil kantong plastik dengan tulisan ZARA. Kukeluarkan dari dalamnya, sebuah lingerie berwarna merah. Teransparan. Dengan jaring-jaring di bagian dada. Lalu kuberikan pada puti.
“Apaan ini Mas?”
“Ini contoh kostumnya Put… Saya pengen lihat kamu pake baju kayak gini gimana… mau kan?”
“Hmm.. boleh.. tapi gantinya gak disinikan?” Tanya puti.
“Mendingan di sini, saya yang keluar ruangan deh…ntar kalo udah selesai saya masuk lagi..” kata ku sambil berjalan keluar.
Tak berapa lama, aku kembali masuk ke dalam ruanganku.
Ternyata Puti belum selesai ganti baju. Tapi dia tidak sadar, kalau aku sudah ada di dalam ruangan. Aku hanya bisa memandangi tubuh mulus Puti. Kontan ‘adik’ku langsung turn on.
“Eh, sori Put…” aku sengaja bersuara ketika Puti sudah selesai. Takut kalau dia yg mergokin aku lebih dulu.
“Ah.. gak papa Mas…” itu jawaban Puti.
Puti pun berdiri. Terlihat seksi sekali dia. Buah dadanya yang cukup besar terlihat menantang. Putingnya sedikit terbayang dan terlihat, karena ada jaringnya.
Wahhh… Puti ternyata tidak pake BH lagi dibalik lingerie itu. Aku pun semakin bernafsu.
Lalu Puti kusuruh mulai duduk di sofa. Ia pun menurut. Tapi dia masih kaku gayanya, jadi aku pun mengarahkannya.
“Put, duduknya agak santai yah… kamu senderan aja di bantal sofa itu.. terus sedikit busungkan dada… kaki kamu disilangkan… sedikit singkap rok lingerienya yah…”
Sembari berkata begitu aku pun menyentuh kulit mulus Puti. Apalagi waktu aku menyentuh rok lingerienya. Kusentuh paha mulus Puti. Aku pun pura-pura merapihkan rambut Puti yg jatuh di bagian depan dadanya, jadi tersentuhlah sedikit bagian dada Puti.
Akhirnya, Puti pun berpose, sekarang terlihat lebih seksi dan menggiurkan. Kulihat dari kamera yang sudah kupasang dari tadi, dan memang kusiapkan untuk merekam test Puti ini. Puti terlihat seksi dan nafsuin sekali. Paha Puti yg mulus terlihat merangsang. Apalagi Puti hanya mengenakan celana dalam model g string jadi hingga pangkal pahanya terlihat semua. Lalu aku pun mulai memberi kode untuk mulai. Puti pun improvisasi memulai acara. Puti bagus sekali membawakan acaranya, apalagi dia pake desah-desah segala. Aku jadi makin horny. Lalu kuminta Puti berdiri dan pindah tempat ke belakang meja kantorku. Ia pun nurut.
Nah, waktu ia mau ke arah belakang meja, aku yang berdiri dengan kamera di belakang meja itu juga ingin keluar dari sana, karena ruang geraknya memang sempit, jadilah aku dan Puti berpepetan. Puti pun membelakangiku dengan sedikit bungkuk. Aku justru menghadap bagian belakang Puti. Pas kita papasan, kontolku yang tegang terasa bergesekkan dengan pantat Puti yang bulat dan seksi itu.
Lalu kusuruh Puti berpose di belakang meja, kusuruh dia sedkit membungkuk. Dia pun nurut. Wah.. belahan buah dadanya pun semakin terlihat. Buah dada Puti yang besar itu seperti pengen keluar. Aku pun punya akal. Puti kusuruh diam. Dia berpose sedikit nungging, membungkuk ke arah depan meja kerjaku.
Lalu aku menghampiri Puti, dan berdiri di belakangnya. Dari belakang Puti juga tampak menggoda. Dengan pinggul yg ramping, dan pantat yg bulat padat, seksi sekali pokoknya. Rok lingerienya yang hanya sebatas sedikit di atas pantatnya, makin memperlihatkan sedikit belahan pantat dan kemaluannya, karena Puti hanya make celana dalem g-string. Aku pun mendekati Puti. Kutempel tubuh Puti. Aku pun ikut membungkuk. Berlaga untuk mengarahkan tangannya yang suruh meraba-raba meja. Aku pun jadi ikut membungkuk. Dan sengaja kutempelkan kontol yang sudah tegang di belahan pantatnya. Ohh… nikmat sekali. Kugesek beberapa kali. Puti pun seperti merasa. Ia pun sedikit menggeser pantatnya. Tapi terus kutempel pantatnya itu. Kutekan kemaluanku yang semakin tegang.
“Mas…” Puti pun bersuara lirih.
“Sori Put, habis kamu seksi sekali…” kataku tapi tidak melepaskan kemaluanku dari pantat seksinya. Semakin kutekan kemaluanku. Dan kudekatkan wajahku ke lehernya. Puti diam saja.
“Put… kamu seksi sekali…”kudesahkan itu ditelinga Puti. Puti hanya menggelinjang. Ia sedikit menoleh. Tapi kulihat matanya terpejam. Aku seperti mendapat angin.
Perlahan semakin kutekan kemaluanku yang semakin membesar ke belahan pantat Puti. Perlahan tanganku pun mulai memeluk Puti dari belakang. Mulutku ku arahkan ke leher jenjangnya. Kuhembuskan nafas di leher Puti. Dia pun menggelinjang, “Hmmm… Masss” Puti hanya bersuara lirih. Aku pun semakin berani, perlahan kujilat leher Puti, terus kutelusuri leher itu dengan lidahku, dan mengarah ke telinga Puti.
“Ahhhh…MAssss… Geliii…”Puti hanya mendesah, dia tidak memberontak. Tangan kananku langsung bergerak ke bagian depan dibalik lingerie Puti. Perlahan kusentuh perut Puti, mulus, nafas Puti terasa satu-satu… lalu perlahan tanganku merembah bagian dada Puti… Dan ohhh… akhirnya buah dada puti yang besar itu dapat kurasai pula. Perlahan ku remas buah dada itu, putingnya ku pelintir…
“Aahhhhh… ahhh…Mass…. Geliiiii..ahhh..”Puti sekali lagi hanya mendesah.
Tangan kiriku tak mau ketinggalan. Perlahan ia menuju ke bagian belakang Puti. Kuelus-elus paha Puti, selangkangannya… pantat Puti… kuremas-remas…
Lalu perlahan kubuka resleting celana jeans ku… kukeluarkan kontolku dari sarangnya.. lalu ku arahkan ke pantat PUti… kutekan-tekan ke belahan pantat Puti yang masih memakai g-string.
Puti pun menggelinjang, ”aahhh…. Ahhhh… sstttt…ahhh…”
Aku terus mencumbu Puti. Kuciumi leher dan telinganya. Tangan kananku meremas-remas kedua buah dada Puti. Dan tangan kiriku meraba-raba kemaluan Puti. Puti hanya mendesah dan sesekali menggerak2kan kepala dan pantatnya.
Kurasakan sudah basah celana dalam Puti. Lalu perlahan kutarik g-string itu turun hingga ke kaki Puti. Kuraba pantat Puti yang bugil.
“Ahhh…” Puti mendesah.
Perlahan kurenggangkan kaki Puti. Dari belakang ku gesek-gesek memek Puti yg basah dengan kontol ku. “Ahhhhh….” Puti kembali mendesah. Darahku pun semakin bergolak. Kontolku semakin tegang.
Perlahan kubuat tubuh Puti agar lebih membungkuk dan menunggingkan pantatnya. Lalu perlahan ku masukkan kontolku ke memek Puti.
“Ahhh…. Mas… Jang…Jangaaaaannn… Ahhh…”Puti mendesah tapi tak memberontak, kepala kontolku yang besar mulai membelah mulut memek Puti yang sudah basah.
“Ahhh… Mas M… assshhhhhh… sakittt… massss….” Puti sedikit menggerakkan pantatnya, ketika kontolku semakin masuk. Kutahan pantatnya. Dan kudiamkan kontolku. Lalu hisap kuping puti. Kembali ku remas buah dada Puti yang sudah tegang putingnya. Tapi kontolku yang ujungnya sudah mulai masuk ke memek Puti, kudiamkan saja. Puti pun kembali diam. Tapi tangannya perlahan memegang kepalaku yang membungkuk dan menjilati lehernya, serta menekan tanganku yang meremas tete-nya. Bukan mencegah, tapi menekannya lebih keras. Perlahan kembali kutekan masuk semua kontolku.
BLEEESSSSSSS….
Ahhh… nikmatnya memek Puti yang masih perawan. Sempit sekali. Dinding – dinding memeknya seperti menjepit kontolku. Ohhhh… Putiiiiiii….
“AAArrrghhhh….ahhhhh….Masssss…”Puti pun menjerit. Tangannya mencengkeram bahuku. Kukunya menancap ke kulit bahuku.
OOhhh…Enaknya… kudiamkan kontolku yang besar di terbenam di dalam memek Puti seluruhnya. Memek Puti pun perlahan bereaksi. Urat-uratnya seperti menegang, dan semakin mencengkram kontolku. Perlahan kutarik pantatku. Oohhh… nikmatnya kontol yang terjepit otot-otot vagina Puti, serasa diurut. Ahhh…Puti pun mendesah. Perlahan ketika hanya tinggal kepala kontolku, lalu perlahan ke tekan kembali pantatku, oooohhhh… Masss…. Sssstttthhhh…sss… Puti pun makin mengerang…
Lalu kumulai irama permainan itu…kudorong pantatku… secara berirama… kutekan dan kutarik kontolku ke memek Puti secara berirama… makin lama makin cepat…
Kutarik…OOOohhh… Puti mendesah…
Kutekan masuk…ahhhhh… Puti menggelinjang…
Perlahan tapi pasti…Puti pun mulai mengikuti permainanku ia mulai menggoyangkan pantatnya… AGHghhh… Puti sayangngngng… Aku mengerang.. karena kontolku serasa dipelintir oleh memek Puti.
Aku semakin cepat mengocoknya… hingga bijiku beradu dengan buah pantat Puti.
“Plok…Plok…Plok…”
Tanganku tak mau tinggal diam… mulai meremas-remas buah dada Puti yang semakin membesar…
“Puti… gimana sayang… enak gak..?” kutanya ke Puti…
“oh…enakkkk… Massss…shhhttt…ahhh…terussss MMMassss…terus yang cepetttt…”
Aku pun semangat majumundurin panta… menusuk memek Puti semakin gencar…Apalagi Puti pun merespon… ketika kontolku kutarik ia mundurkan pantatkan, ketika kontolku kumajukan ia pun memajukan pantatnya.. menyambut kontolku…
“oooohhhh….Mas….aku…aku pengen…kke…keeluuuaarr…”Puti mengerang…
“Tahan dikit Put….aku juga bentar lagi…”
Sambil terus mengocok kontolku di memek Puti, lidahku tak ketinggalkan menelusuri bagian belakang Puti… leher… bahu… dan telinganya… Puti pun semakin belingsatan…
“OOOhhh..arghhrghgh…. Mas geli… geliii…”
Tanganku juga begitu bergantian meremas buah dada Puti yang membusung besar…
Oohhh nikmatnya.. betapa besar dan kenyalnya buah dada Puti… putingnya pun kumainkan dengan jari.. kupelintir keras… dan kuremas keras…
“oooohhhhh..aaaaaaaahhhh… Terus.. terusssss…MAs…sssshhhh..”
Puti semakin menggila menggoyang pantatnya. Aku juga begitu. Memek puti yang sudah semakin basah oleh cairan nafsunya semakin beraksi.. dinding vaginanya seperti menjepit kontolku… dan kontolku yang besar seperti menyumbat lubang memek Puti… dan ujungnya bahkan sampai bertemu dengan peranakan Puti. Tiap kuhentakkan masuk kontolku dan bertemu dengan peranakan Puti, Puti pun mengerang kencang… “aaarrrrggghhhhh Masssss….”
Berdua kami semakin gila… keringat membasahi permainan kami… semakin membuat nafsu bergelora… tubuh puti yang montok putih semakin terlihat mengkilat dan menggiurkan… tak terasa sudah 30 menit lebih aku menggagahi Puti. Tingkah Puti semakin liar. Sambil nungging ia melempar kepalanya ke kiri dan ke kanan…sambil teriak histeris…”aaahhhhgghhh…. Ahhhh… ooohhh…. Eeennnaaakk ttteeerrrruuss masss … teruuusss… genjotttt….terus ohhh…” aku pun semakin semangat menggenjot memek Puti, presenter idolaku. Aku merasa sesuatu akan meledak dalam kemaluanku. Dengan masih posisi sedikit nungging, aku memompa memek Puti dari belakang dan tangan terus meremas buah dada Puti yang besar. “Ooohh Putiii… Putiii… enak sekali memek kamu Put…” aku menggumam. “sshhh… aaahhh… terusss massss… terus genjot dan tekan Masss meybii….oooohhh… mas… aku pengen … pengen… keluar massss…ahhh…”
“aku juga Puti sayang… kita bareng yah… ayo put…. Ooohh…. Jepit kontolku Put..ooohh..”
Kutekan kontolku kuat ke dalam lobang memek Puti.
“aaahhhh…. Masss….”
Otot Memek Puti menjepit kontolku.
“oooohhh… Puti….”
Puti mengejang. Memeknya menjepit kontol. Dan terasa cairan keluar dari memek Puti.
“ARRRGGGHHHH……AHHHHH…… MAS M….AAAHHHH…..”
Aku pun mengejang. Kontolku semakin terjepit memek Puti. Dan kutembakkan spermaku dalam rahim Puti.
“AAARRRRGGGGHHHHH OOOHHHH PUTIIIIIIIIIII……OOOOHHH”
Aku dan Puti masih mengejang. Semakin lama perlahan-lahan mengendur.
Nafasku dan nafas Puti masih tersengal-sengal. Aku lemas. Puti pun terkulai tak berdaya, tengkurap nungging di atas meja kerjaku, dengan kontolku masih menempel di memeknya. Aku masih menindih Puti.
Perlahan kurasakan otot memek Puti makin mengendur, dan kontolku juga mengecil sedikit. Kurasakan juga cairan masih mengalir dari lubang memek Puti. Perlahan aku bangun. Kutarik kontolku dari memek Puti. Masih terasa sedikit sulit.
“aahhh… Mas M…ahh…” puti kembali mendesah.
Akhirnya kontol lepas juga, setelah puti sedikit menggeliatkan paha dan pantatnya. Sebelum kutinggal Puti, kuciumi punggung Puti yang mulus. Masih sempat kulumat bibir Puti, dan sedikit kuremas buah dada Puti yg kenyal. Aku pun pergi ke kamar mandi.
Kira-kira hampir 10 menit aku di kamar mandi untuk membersihkan kontolku. keluar dari kamar mandi Puti sudah tidak ada di ruanganku lagi. Sedikit lega bercampur khawatir, ku kejar puti ke ruangan wardrobe. Tapi puti tdk ada juga. Lalu ku kejar ke parkiran, kudengar langkah-langkah kaki, lalu suara pintu mobil tertutup. kulihat puti sudah di dalam mobil pacarnya, tersenyum ceria dia dan mengecum sang pacar. Mobil itu pun segera berlalu.
Dengan perasaan lega, aku kembali ke ruanganku. Kebereskan kamera dan segala pernak-pernik tadi. Begitu kubuka laci meja, aku terkejut ada celana dalam puti yang berupa g string berwarna merah di sana. Kuambil g string itu. Dan ternyata ada sepucuk kertas di lipat di dalamnya.
“Makasih Mas M… nikmat banget tadi… ini kutinggalkan kenang-kenangan… hmmm…. Semoga bisa mengulang di lain waktu… I love u…” PUTI.
Tulisan Puti di atas kertas itu semakin membuatku lega. Ternyata puti sangat menikmatinya.
Yah… inilah awal diriku menikmati tubuh-tubuh molek presenter-presenterku. Dengan puti, hubungan intimku terus berlanjut, begitu juga dengan presenter lain dan sejumlah seleb.

About the Author

: Kotapoker

0 comments:

Back to top ↑
Connect with Us

© 2013 Kotapoker. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.